Iman secara bahasa berarti percaya atau yakin. Sementara secara istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota tubuh.
oleh karena itu, seseorang tidak cukup dikatakan beriman jika hanya sebatas pengakuan dalam hati atau pun lisan. seseorang dikatakan beriman bila segala pengakuan tentang kepercayaan dan keyakinannya itu dibuktikan, dimunculkan, digambarkan dengan cara pengamalan menggunakan anggota tubuh semua yang diminta oleh yang dipercayai dan diyakini oleh orang tersebut.
Contoh sederhananya seorang yang mengaku-ngaku sebagai pecinta lingkungan, sudah banyak gungung di Indonesia yang didaki, spanduk ajakan untuk menjaga kebersihan dia buat dan sebar dibanyak tempat, tapi disatu kesempatan dia berjalan sambil mengunyah makanan ringan dan bungkusnya dibuang sembarang tempat. pengakuanselama ini batal, ternoda, rusak dan tak bernilai sebab hanya sebatas pengakuan dalam hati dan lisan saja.
Sementara itu, Iman juga berarti mempercayai atau meyakini sesuatu yang belum pernah ditemui bahkan dirasakan sebelumnya. iman kepada allah, malaikat, rasul dan rukun iman lainnya berarti kita dituntut untuk mempercayai Allah yang belum pernah kita temui dan rasakan kehadirannya sebelumnya, meyakini bahwa malaikat yang tidak pernah ditemui itu memang nyata keberadaanya, mempercayai dan meyakini bahwa tempo dulu ada orang bernama Adam bahkan Muhamad yang diutus menyampaikan risalah tuhan. kita semua tidak pernah bertemu dan merasakan keberadaan mereka karena disanalah yang namanya Iman.
Iman kepada Allah berarti membenarkan dengan hati bahwa Allah itu ada, mengikrarkan dengan lisan bahwa Allah itu memang ada, dan mengamalkan dengan anggota tubuh setiap perintah-Nya serta menjauhi setiap larangan-Nya.
Tak perlu kita mempertanyakan dimana keberadaan Allah sebab Allah yang maha Merajai alam semesta ini tidak sudi bertemu dan diketahui keberadaan-Nya oleh manusia ciptaan-Nya. Namun bila kita semua beriman kepada-Nya maka kelak suatu saat di akhirat Dia berkehendak untuk menyinkapkan hijab penghalang, pada saat itulah kenikmatan yang melebihi ni'matnya syurga akan kita dapatkan yakni bertatap muka secara langsung dengan pencipta kita. Dengan satu syarat yaitu semasa kita hidup di Dunia, kita beriman kepada-Nya, iman yang tidak hanya pengakuan hati dan lisan semata akan tetapi dibuktikan dengan mengamalkan setiap perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.