Laman

Minggu, 23 Oktober 2016

DOA SEBELUM BEPERGIAN

1. Doa keluar rumah

"Ya Allah aku berlindung padamu dari menyesatkan dan disesatkan orang, atau mencelakakan dan dicelakakan orang, atau menganiyaya dan dianiaya orang, atau membodohi dan dibodohi orang"

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ 


بِسم اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ 

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ


DALIL JAMA' DAN QOSHOR SHALAT

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ " إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ ، أَخَّرَ الظُّهْرَ , حَتَّى يَجْمَعَهَا إِلَى الْعَصْرِ ، فَيُصَلِّيهِمَا جَمِيعًا ، وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ زَيْغِ الشَّمْسِ ، صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا , ثُمَّ سَارَ ، وَكَانَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ الْمَغْرِبِ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْعِشَاءِ ، فَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ عَجَّلَ الْعِشَاءَ فَصَلاهَا مَعَ الْمَغْرِبِ "

Telah berkata Anas: Keadaan Rsulullah Saw apabila berangkat (safar) sebelum tergelincir matahari, ia mundurkan (shalat) Dhuhur hingga waktu (shalat) Ashar, kemudian beliau berhenti (dijalan untuk shalat) jama' diantara dua shalat itu; tetapi jika dia berangkat sesudah tergelincir matahari, maka beliau shalat Dhuhur saja lalu beliau berangkat. (H.r Bukhari)
telah berkata Ibnu Abbas: keadaan Rasulullah Saw biasa menjama' antara shalat Dhuhur dan Ashar, apabila ia dalam pelayaran dan (begitu juga) ia jama antara maghrib dan Isya (H.r Bukhari)
Telah berkata Abdullah bin Syaqieq: telah berkata Ibnu Abbas: Saya melihat Rasulullah Saw shalat jama' antara Dhuhur dan Ashar, dan maghrib dengan isya, maka hal itu meragu-ragukan hati saya, lalu saya datang kepada Abu Hurairah dan tanyakan hal itu, maka Abu Hurairah membenarkan perkataan Ibnu Abbas. (H.r Muslim)



وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا

Apabila kamu berjalan dibumi (safar) maka tidak mengapa kamu qashar (kurangi rakaat) shalat kamu, jika kamu takut bahwa orang-orang kafir itu akan mencelakakanmu (Q.s An-nisa 101)

Dari Jabir: Sesungguhnya Nabi Saw pernah Shalat jama' di Arafah dengan satu adzan dan dua Iqamat; dan ia datang ke Muzdalifah, lalu ia sembahyang maghrib dan isya dengan satu adzan dan dua Iqamat. (H.r Muslim)

Telah berkata Tsumamah bin Syarahil; saya pergi kepada Ibnu Umar lalu saya bertanya: Bagaimana shalat ٍ? ia menjawab: Dua rakaat, dua rakaat melainkan shalat magrib (Hr Ahmad)

Minggu, 02 Oktober 2016

KITAB-KITAB SUCI ALLAH MENURUT AL-QURAN



1.  Kitab Taurāt
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurāt adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt: 


Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurāt) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.” (Q.S. al-Isrā’/17: 2)

Taurāt  merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nab³n, dan Khetub³n) yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia(al-Kitab), yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).

Isi pokok Kitab  Taurāt  dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut:

1.  Hormati dan cintai Allah satu saja,
2.  Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3.  Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4.  Hormati ibu bapakmu,
5.  Jangan membunuh,
6.  Jangan berbuat cabul,
7.  Jangan mencuri,
8.  Jangan berdusta,
9.  Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

2. Kitab Zabūr
Kata zabur (bentuk jamaknya zubūr) berasal dari zabara-yazburu-zabur yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr (jamaknya mazāmir), dan dalam bahasa Ibrani disebut  mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr,yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān (selain Taurāt dan Injil ).

Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi,nyanyian pujian”. Zabūradalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabūr antara lain:


Artinya:  “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.  Dan  Kami  telah  memberikan  Kitab  Zabūr  kepada  Daud.” (Q.S. an-Nisā'/4: 163)
Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1.  nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2.  nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3.  ratapan-ratapan jamaah,
4.  ratapan dan doa individu, dan
5.  nyanyian untuk raja.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1.  Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3.  Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7.  Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.

3.  Kitab Injil
Kitab Injil  diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Inj³lyang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw.

Kitab Injilditurunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥadid /57: 27

Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Inj³l kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-Ḥadid/57: 27)

Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurāt , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnabas. Isi dari Injil Barnabas ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas.

4.  Kitab al-Qur’ān
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak Sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun  al-Qur’ānselama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.

Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat.

Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidahayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjahtahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.

Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Firman Allah Swt.:

Artinya: “Kitab  (al-Qur’ān)  ini  tidak  ada  keraguan  padanya;  petunjuk  bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

Nama-Nama Lain al-Qur’ān
Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu:
a.  Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b.  Al-Furqān, artinya al-Qur’ānsebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
c.  Asy-Syifā', artinyaal-Qur’ānsebagai penawar (obat penenang hati).
d.  Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
e.  Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān      adalah   firman   Allah      Swt.       yang      dibukukan.

Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut.
a.  Aqidah atau keimanan.
b.  'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah.
c.  Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq,kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
d.  Mu’āmalah,yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
e.  Qiṡṡah,yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.
f.  Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.