Laman

Minggu, 23 Oktober 2016

DOA SEBELUM BEPERGIAN

1. Doa keluar rumah

"Ya Allah aku berlindung padamu dari menyesatkan dan disesatkan orang, atau mencelakakan dan dicelakakan orang, atau menganiyaya dan dianiaya orang, atau membodohi dan dibodohi orang"

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ 


بِسم اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ 

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ


DALIL JAMA' DAN QOSHOR SHALAT

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ " إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ أَنْ تَزِيغَ الشَّمْسُ ، أَخَّرَ الظُّهْرَ , حَتَّى يَجْمَعَهَا إِلَى الْعَصْرِ ، فَيُصَلِّيهِمَا جَمِيعًا ، وَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ زَيْغِ الشَّمْسِ ، صَلَّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا , ثُمَّ سَارَ ، وَكَانَ إِذَا ارْتَحَلَ قَبْلَ الْمَغْرِبِ أَخَّرَ الْمَغْرِبَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْعِشَاءِ ، فَإِذَا ارْتَحَلَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ عَجَّلَ الْعِشَاءَ فَصَلاهَا مَعَ الْمَغْرِبِ "

Telah berkata Anas: Keadaan Rsulullah Saw apabila berangkat (safar) sebelum tergelincir matahari, ia mundurkan (shalat) Dhuhur hingga waktu (shalat) Ashar, kemudian beliau berhenti (dijalan untuk shalat) jama' diantara dua shalat itu; tetapi jika dia berangkat sesudah tergelincir matahari, maka beliau shalat Dhuhur saja lalu beliau berangkat. (H.r Bukhari)
telah berkata Ibnu Abbas: keadaan Rasulullah Saw biasa menjama' antara shalat Dhuhur dan Ashar, apabila ia dalam pelayaran dan (begitu juga) ia jama antara maghrib dan Isya (H.r Bukhari)
Telah berkata Abdullah bin Syaqieq: telah berkata Ibnu Abbas: Saya melihat Rasulullah Saw shalat jama' antara Dhuhur dan Ashar, dan maghrib dengan isya, maka hal itu meragu-ragukan hati saya, lalu saya datang kepada Abu Hurairah dan tanyakan hal itu, maka Abu Hurairah membenarkan perkataan Ibnu Abbas. (H.r Muslim)



وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا

Apabila kamu berjalan dibumi (safar) maka tidak mengapa kamu qashar (kurangi rakaat) shalat kamu, jika kamu takut bahwa orang-orang kafir itu akan mencelakakanmu (Q.s An-nisa 101)

Dari Jabir: Sesungguhnya Nabi Saw pernah Shalat jama' di Arafah dengan satu adzan dan dua Iqamat; dan ia datang ke Muzdalifah, lalu ia sembahyang maghrib dan isya dengan satu adzan dan dua Iqamat. (H.r Muslim)

Telah berkata Tsumamah bin Syarahil; saya pergi kepada Ibnu Umar lalu saya bertanya: Bagaimana shalat ٍ? ia menjawab: Dua rakaat, dua rakaat melainkan shalat magrib (Hr Ahmad)

Minggu, 02 Oktober 2016

KITAB-KITAB SUCI ALLAH MENURUT AL-QURAN



1.  Kitab Taurāt
Kata taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurāt adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. untuk menjadi petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt: 


Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurāt) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.” (Q.S. al-Isrā’/17: 2)

Taurāt  merupakan salah satu dari tiga komponen (Thora, Nab³n, dan Khetub³n) yang terdapat dalam kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia(al-Kitab), yang belakangan oleh orang-orang Kristen disebut Old Testament (Perjanjian Lama).

Isi pokok Kitab  Taurāt  dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut:

1.  Hormati dan cintai Allah satu saja,
2.  Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3.  Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4.  Hormati ibu bapakmu,
5.  Jangan membunuh,
6.  Jangan berbuat cabul,
7.  Jangan mencuri,
8.  Jangan berdusta,
9.  Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

2. Kitab Zabūr
Kata zabur (bentuk jamaknya zubūr) berasal dari zabara-yazburu-zabur yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr (jamaknya mazāmir), dan dalam bahasa Ibrani disebut  mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr,yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān (selain Taurāt dan Injil ).

Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”, zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi,nyanyian pujian”. Zabūradalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as.
Ayat yang menegaskan keberadaan Kitab Zabūr antara lain:


Artinya:  “Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.  Dan  Kami  telah  memberikan  Kitab  Zabūr  kepada  Daud.” (Q.S. an-Nisā'/4: 163)
Kitab Zabūr berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1.  nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2.  nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
3.  ratapan-ratapan jamaah,
4.  ratapan dan doa individu, dan
5.  nyanyian untuk raja.

Nyanyian pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1.  Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2. Maka aku akan memuji Tuhan. seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3.  Janganlah kamu percaya pada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6. Yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7.  Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Tuhan membuka rantai orang yang terpenjara.

3.  Kitab Injil
Kitab Injil  diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Inj³lyang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw.

Kitab Injilditurunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Ḥadid /57: 27

Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Inj³l kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-Ḥadid/57: 27)

Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurāt , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnabas. Isi dari Injil Barnabas ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas.

4.  Kitab al-Qur’ān
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak Sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun  al-Qur’ānselama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf.

Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat.

Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidahayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjahtahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.

Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali.
Firman Allah Swt.:

Artinya: “Kitab  (al-Qur’ān)  ini  tidak  ada  keraguan  padanya;  petunjuk  bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

Nama-Nama Lain al-Qur’ān
Nama-nama lain dari al-Qur’ān, yaitu:
a.  Al-Hudā, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b.  Al-Furqān, artinya al-Qur’ānsebagai pembeda antara yang baik dan buruk.
c.  Asy-Syifā', artinyaal-Qur’ānsebagai penawar (obat penenang hati).
d.  Aż-Żikr, artinya al-Qur’ān sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan.
e.  Al-Kitāb, artinya al-Qur’ān      adalah   firman   Allah      Swt.       yang      dibukukan.

Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut.
a.  Aqidah atau keimanan.
b.  'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah.
c.  Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq,kepada sesama manusia dan alam sekitarnya.
d.  Mu’āmalah,yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.
e.  Qiṡṡah,yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.
f.  Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.

Minggu, 25 September 2016

IMAN KEPADA KITAB

Allah pencipta alam semesta termasuk kita manusia di dalamnya satu-satunya yang paling mengenal tentang kita manusia dimulai dari kebutuhan, keinginan, perasaan, rahasia, sistem kerja tubuh dsb. Layaknya sebuah Handphone yang dibuat oleh pabrik Eksi**mi, maka bukan Handphone itu sendiri atau pemiliknya yang paling mengetahuinya dimulai dari komponen, sistem kerja, kebutuhan, perawatan dsb akan tetapi pabrik atau pembuat handphone tersebutlah yang paling mengetahui. melalui user guide atau buku panduan penggunaan si Pembuat Handphone berbagi pengetahuan bagaimana cara menggunakan dan perawatannya agar bisa maksimal dimanfaatkan atau lebih tahan lama keberadaanya.

Al-Quran berisi firman-firman Allah merupakan panduan yang dibagikan kepada manusia agar dibaca dan diikuti supaya manusia mampu menjalani kehidupan dengan maksimal, bernilai, bermakna, penuh dengan kenyamanan dan kebahagiaan haqiqi bukan kebahagiaan semu. Mengapa? karena Allah lah yang paling tahu tentang kita ciptaan-Nya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa kitab-kitab suci yang pernah diturunkan oleh Allah terdiri dari empat kitab yaitu Zabur kepada nabi Daud, Taurat kepada nabi Musa, Injil kepada nabi Isya, dan al-Quran kepada nabi Muhamad Saw. selain kitab suci, Allah Swt juga penah menurunkan wahyu yang hanya terdiri dari beberapa lembar saja berisi aturan yang lebih simple dan ringkas dibandingkan dengan kitab suci yang disebut Suhuf.

Kitab suci dan suhuf merupakan pedoman hidup atau aturan dan pedoman bagi setiap umat yang dibekalinya dengan tujuan agar setiap umat manusia yang merupakan ciptaan Allah bisa menjalani hidup yang bukan sekedar hidup akan tetapi hidup yang penuh dengan nilai dan makna.

Iman kepada kitab berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua kitab suci merupakan wahyu dari Allah, mengikrarkan dengan lisan bahwa semua kitab suci merupakan firman Allah, dan mengamalkan dengan anggota tubuh setiap perintah serta menjauhi larangan yang terdapat al-Qur'an saja sebab al-Qur'an mencakup semua kitab suci.

Kamis, 22 September 2016

SOAL UTS SEMESTER GANJIL PAI

Pada postingan sebelumnya, penulis mengajak kita semua untuk kembali memperbaiki keimanan kepada Allah, Allah yang Maha ada, Allah yang Maha mengawasi, Allah yang Maha melihat, dan Allah yang memiliki segala sifat yang baik yang terangkum dalam 99 nama indah dalam asmaul husna.

Kali ini penulis mencoba mengajak semua untuk mempraktekan diri berlomba dalam kebaikan dalam arti berlomba menjaga diri agar selalu ada dalam jalan kebaikan sebagai pengamalan keimanan kepada-Nya yang senantiasa melihat dan mengawasi kita semua sehingga diri kita mampu untuk dikontrol dengan baik meninggalkan sesuatu yang buruk.

Praktek keimanan kali ini akan coba kita aplikasikan dalam pengerjaan soal UTS yang dikerjakan tidak diruang kelas namun di tempat masing-masing tanpa pengawasan guru. penulis mengajak kepada semua agar selalu mengontrol diri agar ada dalam kebaikan, meski tidak dalam pengawasan guru tetap kita yakin sepenuh hati bahwa Allah Maha melihat (al-Bashir) dan Maha mengawasi (al-Raqib).

Berikut adalah peraturan yang harus dipatuhi oleh semua yang mengerjakan soal:
  1. TIDAK DIPERKENANKAN MELIHAT BUKU CATATAN, BUKU PAKET, SEARCH INTERNET TERMASUK MEMBUKA POSTINGAN LAMA BLOG
  2. FILE SOAL DIDOWNLOAD
  3. FILE LEMBAR JAWABAN DIDOWNLOAD DAN DI PRINT MASING-MASING
  4. FILE DAFTAR HADIR DIPRINT CUKUP SATU LEMBAR UNTUK SATU KELAS
  5. ISI JAWABAN DI FILE LEMBAR JAWABAN YANG SUDAH DIPRINT
  6. JAWABAN & DAFTAR HADIR DIKUMPULKAN HARI SABTU 24-09-2016
*DOWNLOAD SOAL KLS X* *DOWNLOAD SOAL KLS XI*

Minggu, 18 September 2016

ALLAH MEMANG ADA

Pada postingan sebelumnya penulis membuat pertanyaan yag mungkin sudah banyak beredar di sekitar kita dan bahkan sejak zaman dahulu orang-orang mempertanyakan dimanakah Allah tuhan pencipta pemelihara alam semesta. Allah, adakah? pertanyaan yang apabila jawabannya ada maka secara otomatis memunculkan pertanyaan baru , dimanakah Dia? kapankah keberadaan-Nya?

Bahkan baru-baru ini beredar video sesorang yang mungkin terdengar mencaci orang yang beriman dengan pernyataan bahwa orang beriman tidak lebih dari pada orang yang tertipu.  seperti yang ditampilkan pada videoyang beredar di internet

Dalam video tersebut, orang itu memaparkan penjelasan tentang ADA dan TIDAK ADA dengan memberi contoh bahwa yang namanya ADA itu seperti air di kolam renang yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. berbanding terbalik dengan keyakinan bahwa Allah itu ADA namun buktinya sampai sekarang tidak pernah terlihat dan terasa kehadirannya.
Pendapat yang terasa cacian bagi kita yang menjalani hidup dengan penuh keyakinan tentang keberadaan Allah, Namun bagi kita orang beriman kepada Allah dan membaca pedoman dari-Nya yaitu al-Qur'an dan Hadist tidaklah perlu terbakar emosi untuk menanggapinya. Mari jadikan pendapat orang tak beriman itu sebagai cambuk motivasi untuk terus belajar, membaca, mencari data sehingga sampailah kita pada keyakinan penuh tak tergoyahkan.

Kali ini penulis ingin membuat pertanyaan lain yang lebih ringan dari pada mempertanyakan dimana Allah. Menurut anda sahabat, apa perbedaan kosong dan nol (0)? Kosong berarti tidak ada sama sekali baik nilai, bentuk dan wujud sementara nol (0) dari segi nilai memang kosong tak ada, namun bentuk dan wujud kita kenal angka nol berbentuk bulat atau lingkaran.

Menariknya angka nol yang tak bernilai namun berbentuk ini dia memiliki kemampuan luar biasa dibanding angka-angka lain. Angka nol (0) dia mampu menaikan derajat nilai angka lain dan juga mampu menurunkan derajat nilai angka yang lain. sebagai contoh angka sembilan (9) merupakan angka satuan terbesar, jika dia angka sembilan (9) mau mendekat dan menerima kehadiran angka nol (0) maka angka sembilan (9) yang memiliki derajat nilai tinggi itu bertambah nilainya menjadi sembilan puluh (90). Sebaliknya, jika angka sembilan (9) itu enggan menerima atau mendekatkan diri kepada angka nol (0) justru malah menghiraukan kehadirannya maka angka sembilan (9) itu turun derajat nilainya menjadi nol koma sembilan (0.9) yang bahkan lebih rendah dibanding angka satu (1) yang memiliki nilai terendah. 

itulah Allah dengan segala perintah dan larangannya. Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat mulia, ketika dia mau menerima kehadiran Allah mendekatkan diri kepada-Nya dengan menjalankan perintah-Nya maka makhluk sempurna itu derajatnya akan bertambah tinggi. Seorang kaya, pebisnis, pejabat salah satu contoh manusia terhormat atau bernilai tinggi bila dia selalu mendekatkan diri kepada Allah maka kehormatannya akan semakin tinggi layaknya angka sembilan (9) yang terus menerus ditambah no (0) disampingnya. Bahkan jika seorang yang tak memiliki apa pun di Dunia ini bila mau dan rela mendekatkan diri kepada Allah, dia akan terangkat derajatnya bahkan kehormatannya lebih tinggi dibanding orang yang memiliki segalanya di Dunia namun tak menghiraukan Allah dalam kehidupannya. Semua orang sepakat bahwa Seorang miskin rajin beribadah lebih terhormat dibanding seorang kaya yang jadi pesakitan di penjara akibat korupsi !.

Tak perlulah kita pertanyakan keberadaan Allah dimana sebab manusia dengan segala kekurangannya belum layak untuk bertemu dengan-Nya. Cukuplah kita beriman dengan dibuktikan melalui amalan atas segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah selamanya Wujud, Qidam, Baqa. Dimanakah dia berada? dimanapun yang Dia kehendaki dengan segala kuasa-Nya

Sabtu, 17 September 2016

ALLAH, ADAKAH?

Ahmad seorang pelajar berusia sekitar 15th yang tinggal di Bandung tepatnya di daerah Soreang. Suatu waktu ahmad pergi jalan-jalan ke daerah jakarta bertemu dengan orang yang tidak dikenal sama sekali, namun orang tersebut mencoba meyakinkan ahmad dengan berkata "percaya tidak, bahwa di daerah soreang ada seorang jawara bernama Satria yang memiliki kekuatan luar biasa?" tak perlu berfikir lama Ahmad spontan menjawab pertanyaan tersebut "saya percaya, karena memang beliau adalah bapak saya".

Keesokan harinya pada saat perjalanan pulang menggunakan bus kota dia dihampiri orang yang tidak dikenal lagi duduk bersebelahan lalu Ahmad coba diyakinkan oleh orang tidak dikenal tersebut "Percaya tidak, kalau di Soreang itu tempo dulu ada orang yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa terkenal sampai ke seantero nusantara bernama Satria penggigit? dia sanggup mengangkat bongkahan batu besar hanya menggunakan telunjuk". Merasa tidak pernah melihat, atau membaca cerita tersebut, atau bahkan mendengarkan cerita tersebut dari orang-orang sekitar sehingga dengan tanpa ragu ahmad menjawab "Tidak, saya tidak percaya".

Dari cerita pendek diatas, maka kita bisa membedakan mana yang disebut Iman dan mana yang disebut tertipu.
1.      Ahmad menjawab percaya dengan mudah ketika diyakinkan tentang keberadaan jawara bernama Satria karena memang ahmad pernah bertemu dan bahkan pernah merasakan kehadirannya dan itulah yang disebut pengetahuan. sementara ketika ditanya tentang seorang jawara tempo dulu bernama Satria penggigit, Ahmad menjawab dengan tegas tidak percaya karena memang jangankan bertemu dan merasakan kehadirannya, mendengar cerita atau membaca kisahnya saja belum pernah maka saat itulah Ahmad sedang menjaga diri untuk tidak Tertipu begitu saja terlepas benar atau tidaknya  keberadaan Satria penggigit tersebut.
2.      Beda halnya jika Ahmad menjawab percaya tanpa penelusuran kebenran cerita tersebut maka saat itulah Ahmad sudah Tertipu meskipun kisah itu benar adanya.
3.      Sebaliknya jika Ahmad berfikir sebelum menjawab lalu berusaha mencari data kebenaran kisah tersebut dan sampailah ahmad pada kesimpulan tentang keberadaannya kemudian dia menjwab dengan tegas "saya percaya" itulah yang namanya IMAN. meski tak pernah bertemu, melihat dan merasakan sebelumnya, tapi proses pencarian data kebenaran sehingga sampai pada kesimpulan percaya merupakan pembeda antara iman dan tertipu.

Contoh diatas merupakan ilustrasi mengenai fenomena pengakuan keimanan kebanyakan orang, dimana kebanyakan orang dengan mudah mengaku beriman padahal pengakuannya itu tidak lebih hanya sekedar doktrin belaka yang diterima mereka semenjak kecil. Hidup dilingkungan muslim dituntut untuk beriman kepada Allah oleh orang tua dan keluarga, masuk ke sekolah bertemu dengan orang asing yang berperan sebagai guru agama yang lagi-lagi memberi doktrin bahwa Allah itu ada dan harus diimani karena bagian nomor pertama dalam urutan rukun iman.

Mereka yang memaksakan doktrin kepada kita sejak kecil bahwa kita harus beriman kepada Allah pada awalnya adalah orang asing tidak dikenal oleh kita. Sama seperti contoh Ahmad di atas, bila kita hanya menjawab tanpa berusaha mencari data kebenarannya mungkin saja selama ini kita telah tertipu oleh mereka. Karena sebagai bukti ketika kita ditanya apakah Allah itu ada? Kita tidak sanggup menjawab lebih dari sekedar jawaban ADA namun tak mampu menjelaskan keberadaannya.

Padahal sesuatu dianggap ada atau eksistensi dari sesuatu itu diyakini keberadaannya jika terikat ruang dan waktu. Sebagai contoh, Handphone atau laptop yang sedang kita gunakan dianggap ada karena terikat ruang dan waktu maksudnya adalah apabila kita pertanyakan keberadaan Handphone dan laptop kita dimana dan kapan adanya maka kita mampu menjawabnya secara detail. Ketika mampu dijawab dimana keberadaannya dan kapan keberadaannya meskipun tidak terlihat oleh mata kepala sendiri, kita tegas menjawab bahwa Handphone atau laptop itu Ada.

Allah, Adakah?? Pertanyaan yang mungkin pernah muncul. Tidak cukup kita menjawab ada tetapi konsekuensi dari jawaban tersebut melahirkan pertanyaan lain, Dimana?? Kapan??