Laman

Minggu, 25 September 2016

IMAN KEPADA KITAB

Allah pencipta alam semesta termasuk kita manusia di dalamnya satu-satunya yang paling mengenal tentang kita manusia dimulai dari kebutuhan, keinginan, perasaan, rahasia, sistem kerja tubuh dsb. Layaknya sebuah Handphone yang dibuat oleh pabrik Eksi**mi, maka bukan Handphone itu sendiri atau pemiliknya yang paling mengetahuinya dimulai dari komponen, sistem kerja, kebutuhan, perawatan dsb akan tetapi pabrik atau pembuat handphone tersebutlah yang paling mengetahui. melalui user guide atau buku panduan penggunaan si Pembuat Handphone berbagi pengetahuan bagaimana cara menggunakan dan perawatannya agar bisa maksimal dimanfaatkan atau lebih tahan lama keberadaanya.

Al-Quran berisi firman-firman Allah merupakan panduan yang dibagikan kepada manusia agar dibaca dan diikuti supaya manusia mampu menjalani kehidupan dengan maksimal, bernilai, bermakna, penuh dengan kenyamanan dan kebahagiaan haqiqi bukan kebahagiaan semu. Mengapa? karena Allah lah yang paling tahu tentang kita ciptaan-Nya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa kitab-kitab suci yang pernah diturunkan oleh Allah terdiri dari empat kitab yaitu Zabur kepada nabi Daud, Taurat kepada nabi Musa, Injil kepada nabi Isya, dan al-Quran kepada nabi Muhamad Saw. selain kitab suci, Allah Swt juga penah menurunkan wahyu yang hanya terdiri dari beberapa lembar saja berisi aturan yang lebih simple dan ringkas dibandingkan dengan kitab suci yang disebut Suhuf.

Kitab suci dan suhuf merupakan pedoman hidup atau aturan dan pedoman bagi setiap umat yang dibekalinya dengan tujuan agar setiap umat manusia yang merupakan ciptaan Allah bisa menjalani hidup yang bukan sekedar hidup akan tetapi hidup yang penuh dengan nilai dan makna.

Iman kepada kitab berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua kitab suci merupakan wahyu dari Allah, mengikrarkan dengan lisan bahwa semua kitab suci merupakan firman Allah, dan mengamalkan dengan anggota tubuh setiap perintah serta menjauhi larangan yang terdapat al-Qur'an saja sebab al-Qur'an mencakup semua kitab suci.

Kamis, 22 September 2016

SOAL UTS SEMESTER GANJIL PAI

Pada postingan sebelumnya, penulis mengajak kita semua untuk kembali memperbaiki keimanan kepada Allah, Allah yang Maha ada, Allah yang Maha mengawasi, Allah yang Maha melihat, dan Allah yang memiliki segala sifat yang baik yang terangkum dalam 99 nama indah dalam asmaul husna.

Kali ini penulis mencoba mengajak semua untuk mempraktekan diri berlomba dalam kebaikan dalam arti berlomba menjaga diri agar selalu ada dalam jalan kebaikan sebagai pengamalan keimanan kepada-Nya yang senantiasa melihat dan mengawasi kita semua sehingga diri kita mampu untuk dikontrol dengan baik meninggalkan sesuatu yang buruk.

Praktek keimanan kali ini akan coba kita aplikasikan dalam pengerjaan soal UTS yang dikerjakan tidak diruang kelas namun di tempat masing-masing tanpa pengawasan guru. penulis mengajak kepada semua agar selalu mengontrol diri agar ada dalam kebaikan, meski tidak dalam pengawasan guru tetap kita yakin sepenuh hati bahwa Allah Maha melihat (al-Bashir) dan Maha mengawasi (al-Raqib).

Berikut adalah peraturan yang harus dipatuhi oleh semua yang mengerjakan soal:
  1. TIDAK DIPERKENANKAN MELIHAT BUKU CATATAN, BUKU PAKET, SEARCH INTERNET TERMASUK MEMBUKA POSTINGAN LAMA BLOG
  2. FILE SOAL DIDOWNLOAD
  3. FILE LEMBAR JAWABAN DIDOWNLOAD DAN DI PRINT MASING-MASING
  4. FILE DAFTAR HADIR DIPRINT CUKUP SATU LEMBAR UNTUK SATU KELAS
  5. ISI JAWABAN DI FILE LEMBAR JAWABAN YANG SUDAH DIPRINT
  6. JAWABAN & DAFTAR HADIR DIKUMPULKAN HARI SABTU 24-09-2016
*DOWNLOAD SOAL KLS X* *DOWNLOAD SOAL KLS XI*

Minggu, 18 September 2016

ALLAH MEMANG ADA

Pada postingan sebelumnya penulis membuat pertanyaan yag mungkin sudah banyak beredar di sekitar kita dan bahkan sejak zaman dahulu orang-orang mempertanyakan dimanakah Allah tuhan pencipta pemelihara alam semesta. Allah, adakah? pertanyaan yang apabila jawabannya ada maka secara otomatis memunculkan pertanyaan baru , dimanakah Dia? kapankah keberadaan-Nya?

Bahkan baru-baru ini beredar video sesorang yang mungkin terdengar mencaci orang yang beriman dengan pernyataan bahwa orang beriman tidak lebih dari pada orang yang tertipu.  seperti yang ditampilkan pada videoyang beredar di internet

Dalam video tersebut, orang itu memaparkan penjelasan tentang ADA dan TIDAK ADA dengan memberi contoh bahwa yang namanya ADA itu seperti air di kolam renang yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. berbanding terbalik dengan keyakinan bahwa Allah itu ADA namun buktinya sampai sekarang tidak pernah terlihat dan terasa kehadirannya.
Pendapat yang terasa cacian bagi kita yang menjalani hidup dengan penuh keyakinan tentang keberadaan Allah, Namun bagi kita orang beriman kepada Allah dan membaca pedoman dari-Nya yaitu al-Qur'an dan Hadist tidaklah perlu terbakar emosi untuk menanggapinya. Mari jadikan pendapat orang tak beriman itu sebagai cambuk motivasi untuk terus belajar, membaca, mencari data sehingga sampailah kita pada keyakinan penuh tak tergoyahkan.

Kali ini penulis ingin membuat pertanyaan lain yang lebih ringan dari pada mempertanyakan dimana Allah. Menurut anda sahabat, apa perbedaan kosong dan nol (0)? Kosong berarti tidak ada sama sekali baik nilai, bentuk dan wujud sementara nol (0) dari segi nilai memang kosong tak ada, namun bentuk dan wujud kita kenal angka nol berbentuk bulat atau lingkaran.

Menariknya angka nol yang tak bernilai namun berbentuk ini dia memiliki kemampuan luar biasa dibanding angka-angka lain. Angka nol (0) dia mampu menaikan derajat nilai angka lain dan juga mampu menurunkan derajat nilai angka yang lain. sebagai contoh angka sembilan (9) merupakan angka satuan terbesar, jika dia angka sembilan (9) mau mendekat dan menerima kehadiran angka nol (0) maka angka sembilan (9) yang memiliki derajat nilai tinggi itu bertambah nilainya menjadi sembilan puluh (90). Sebaliknya, jika angka sembilan (9) itu enggan menerima atau mendekatkan diri kepada angka nol (0) justru malah menghiraukan kehadirannya maka angka sembilan (9) itu turun derajat nilainya menjadi nol koma sembilan (0.9) yang bahkan lebih rendah dibanding angka satu (1) yang memiliki nilai terendah. 

itulah Allah dengan segala perintah dan larangannya. Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat mulia, ketika dia mau menerima kehadiran Allah mendekatkan diri kepada-Nya dengan menjalankan perintah-Nya maka makhluk sempurna itu derajatnya akan bertambah tinggi. Seorang kaya, pebisnis, pejabat salah satu contoh manusia terhormat atau bernilai tinggi bila dia selalu mendekatkan diri kepada Allah maka kehormatannya akan semakin tinggi layaknya angka sembilan (9) yang terus menerus ditambah no (0) disampingnya. Bahkan jika seorang yang tak memiliki apa pun di Dunia ini bila mau dan rela mendekatkan diri kepada Allah, dia akan terangkat derajatnya bahkan kehormatannya lebih tinggi dibanding orang yang memiliki segalanya di Dunia namun tak menghiraukan Allah dalam kehidupannya. Semua orang sepakat bahwa Seorang miskin rajin beribadah lebih terhormat dibanding seorang kaya yang jadi pesakitan di penjara akibat korupsi !.

Tak perlulah kita pertanyakan keberadaan Allah dimana sebab manusia dengan segala kekurangannya belum layak untuk bertemu dengan-Nya. Cukuplah kita beriman dengan dibuktikan melalui amalan atas segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah selamanya Wujud, Qidam, Baqa. Dimanakah dia berada? dimanapun yang Dia kehendaki dengan segala kuasa-Nya

Sabtu, 17 September 2016

ALLAH, ADAKAH?

Ahmad seorang pelajar berusia sekitar 15th yang tinggal di Bandung tepatnya di daerah Soreang. Suatu waktu ahmad pergi jalan-jalan ke daerah jakarta bertemu dengan orang yang tidak dikenal sama sekali, namun orang tersebut mencoba meyakinkan ahmad dengan berkata "percaya tidak, bahwa di daerah soreang ada seorang jawara bernama Satria yang memiliki kekuatan luar biasa?" tak perlu berfikir lama Ahmad spontan menjawab pertanyaan tersebut "saya percaya, karena memang beliau adalah bapak saya".

Keesokan harinya pada saat perjalanan pulang menggunakan bus kota dia dihampiri orang yang tidak dikenal lagi duduk bersebelahan lalu Ahmad coba diyakinkan oleh orang tidak dikenal tersebut "Percaya tidak, kalau di Soreang itu tempo dulu ada orang yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa terkenal sampai ke seantero nusantara bernama Satria penggigit? dia sanggup mengangkat bongkahan batu besar hanya menggunakan telunjuk". Merasa tidak pernah melihat, atau membaca cerita tersebut, atau bahkan mendengarkan cerita tersebut dari orang-orang sekitar sehingga dengan tanpa ragu ahmad menjawab "Tidak, saya tidak percaya".

Dari cerita pendek diatas, maka kita bisa membedakan mana yang disebut Iman dan mana yang disebut tertipu.
1.      Ahmad menjawab percaya dengan mudah ketika diyakinkan tentang keberadaan jawara bernama Satria karena memang ahmad pernah bertemu dan bahkan pernah merasakan kehadirannya dan itulah yang disebut pengetahuan. sementara ketika ditanya tentang seorang jawara tempo dulu bernama Satria penggigit, Ahmad menjawab dengan tegas tidak percaya karena memang jangankan bertemu dan merasakan kehadirannya, mendengar cerita atau membaca kisahnya saja belum pernah maka saat itulah Ahmad sedang menjaga diri untuk tidak Tertipu begitu saja terlepas benar atau tidaknya  keberadaan Satria penggigit tersebut.
2.      Beda halnya jika Ahmad menjawab percaya tanpa penelusuran kebenran cerita tersebut maka saat itulah Ahmad sudah Tertipu meskipun kisah itu benar adanya.
3.      Sebaliknya jika Ahmad berfikir sebelum menjawab lalu berusaha mencari data kebenaran kisah tersebut dan sampailah ahmad pada kesimpulan tentang keberadaannya kemudian dia menjwab dengan tegas "saya percaya" itulah yang namanya IMAN. meski tak pernah bertemu, melihat dan merasakan sebelumnya, tapi proses pencarian data kebenaran sehingga sampai pada kesimpulan percaya merupakan pembeda antara iman dan tertipu.

Contoh diatas merupakan ilustrasi mengenai fenomena pengakuan keimanan kebanyakan orang, dimana kebanyakan orang dengan mudah mengaku beriman padahal pengakuannya itu tidak lebih hanya sekedar doktrin belaka yang diterima mereka semenjak kecil. Hidup dilingkungan muslim dituntut untuk beriman kepada Allah oleh orang tua dan keluarga, masuk ke sekolah bertemu dengan orang asing yang berperan sebagai guru agama yang lagi-lagi memberi doktrin bahwa Allah itu ada dan harus diimani karena bagian nomor pertama dalam urutan rukun iman.

Mereka yang memaksakan doktrin kepada kita sejak kecil bahwa kita harus beriman kepada Allah pada awalnya adalah orang asing tidak dikenal oleh kita. Sama seperti contoh Ahmad di atas, bila kita hanya menjawab tanpa berusaha mencari data kebenarannya mungkin saja selama ini kita telah tertipu oleh mereka. Karena sebagai bukti ketika kita ditanya apakah Allah itu ada? Kita tidak sanggup menjawab lebih dari sekedar jawaban ADA namun tak mampu menjelaskan keberadaannya.

Padahal sesuatu dianggap ada atau eksistensi dari sesuatu itu diyakini keberadaannya jika terikat ruang dan waktu. Sebagai contoh, Handphone atau laptop yang sedang kita gunakan dianggap ada karena terikat ruang dan waktu maksudnya adalah apabila kita pertanyakan keberadaan Handphone dan laptop kita dimana dan kapan adanya maka kita mampu menjawabnya secara detail. Ketika mampu dijawab dimana keberadaannya dan kapan keberadaannya meskipun tidak terlihat oleh mata kepala sendiri, kita tegas menjawab bahwa Handphone atau laptop itu Ada.

Allah, Adakah?? Pertanyaan yang mungkin pernah muncul. Tidak cukup kita menjawab ada tetapi konsekuensi dari jawaban tersebut melahirkan pertanyaan lain, Dimana?? Kapan??

Jumat, 09 September 2016

ALIF LAM DAN LAFAZ ALLAH




ALIF LAM

Dalam pembahasan tajwid, kosa kata dalam al-quran yang mengandung Alif lam (ال) memiliki aturan baku ketika hendak membunyikan/membacanya.

terdapat dua macam hukum mengenai Alif lam ini:

Alif lam Qamariah, Jika Alif lam menghadapi/dihadapannya terdapat huruf qamariah yaitu


maka dalam kondisi seperti ini, Alif Lam tersebut harus dibunyikan dengan jelas dalam arti huruf (L) terdengar.
Contoh: 


Alif lam Syamsiah, Jika Alif lam menghadapi/dihadapannya terdapat huruf syamsiyah yaitu


maka dalam kondisi seperti ini, alif lam tidak dibunyikan tetapi langsung kepada huruf didepannya dalam arti huruf (L) tidak dibunyikan
Contoh:


LAFADZ ALLAH

Setiap menemukan lafadz Allah dam al-Quran, maka terdapat dua kemungkinan yang mesti diikuti yaitu:

Tafhim, Jika lafadz Allah itu didahului oleh huruf berharakat fathah atau dlomah. pada saat itu lafadz allah dibunyikan dengan tebal (o)
Contoh:



Tarqiq, Jika lafadz Allah itu didahului oleh huruf berharakat kasrah. pada saat itu lafadz allah dibunyikan dengan tipis (a). Contoh: